Manusia sebagai Kholifah Kelas X Ganjil smk


A. Manusia sebagai Kholifah di Bumi
Allah menciptakan setiap makhluk seraya memberi tugas kepada mereka masing-masing yang harus dikerjakan. Malaikat ada yang diberi tugas memikul Arsy (40:7), mencabut nyawa. Ada malaikat yang menjaga manusia. Langit dan bumi serta seisinya diciptakan untuk kepentingan manusia (40:64). Sedang manusia diberi tugas sebagai kholifah ( pengatur / wakil Allah ) di bumi.
Islam memandang manusia sebagai Kholifatullah ( Kholifah Allah ) dengan dasar Firman Allah QS. Al-Baqoroh /2:30 sebagai berikut :
QS.2:30.” ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Sebagai kholifah Allah, manusia diberi wewenang untuk mengatur dan memelihara kelestarian dan ketentraman alam. Dalam hal ini manusia memiliki tugas imaroh dan ri’ayah. Yang dimaksud dengan tugas imaroh adalah tugas untuk memakmurkan dunia, sedang tugas ri’ayah adalah tugas untuk menjaga kelestarian dunia.

Untuk menjalankan tugas tersebut manusia dilengkapi akal dan harus membekali diri dengan:

1.  Iman dan amal sholeh ( perbuatan yang baik) .
Perhatikan Firman Allah berikut : “dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka” (QS.An-Nur/24:55)

  1. Ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan mutlak diperlukan, tanpa ilmu pengetahuan kemajuan tidak akan terwujud. Dan ini adalah pembeda antara manusia dengan makhluk yang lain.

3. Tidak mengikuti hawa nafsu.
  “andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini” (QS.Al-Mu’minun/23:71)
     Ketika manusia telah mempunyai ketiga bekal di atas maka layaklah dia menjadi kholifah di bumi ini, dan Allah akan ridlo kepadanya. Sebaliknya jika manusia tidak memenuhi ketiga hal di atas maka tidaklah pantas untuk ditugasi sebagai kholifah,apalagi dia malah merusak bumi ini, maka Allah akan murka kepadanya.

Hal ini dapat di umpamakan seorang petani menanam padi, ketika butiran-butiran padi dapat dibawa pulang petani, maka petani akan senang dengannya. Sebaliknya batang-batang padi yang tidak menghasilkan butiran-butiran padi sebab berpenyakit, maka akan dibakar petani agar tidak mencemari padi lainnya.

B. Manusia Makhluk yang Sempurna
              Manusia diciptakan Allah begitu sempurna dibandingkan makhluk lainnya.Firman Allah :

  
4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
5. kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),
6. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.    (QS.At-Tin / 95:4-6)
           
            Kesempurnaan manusia berawal dari Nabi Adam as. yang diciptakan Allah dari tanah, namun keturunan beliau diciptakan melalui proses yang lain sebagaimana diterangkan QS.Al-Mu’minun/23:12-14 :


12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. 13. kemudian Kami jadikan saripati itu (nuthfah) air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). 14. kemudian air mani itu Kami jadikan (‘alaqoh) segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan (mudlghoh) segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan (‘idhomah) tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.


                Proses penciptaan manusia juga diterangkan dalam sebuah hadits sebagai berikut :
قال عبدُ اللهِ حَدّثنَا رَسُولُ اللهِ صََلّى اللهُ عليهِ وَسَلّمَ وَهُوَالصَّادقُ الْمَصْدُوقِ قَالَ إنَّ اَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِى بَطْنِ أُمِّهِ أرْبَعِيْنَ يَوْماً ثمَّ  يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ  يَكُوْنَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَبْعُثُ اللهُ مَلَكًا فَيَؤْمُرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ ويُقَالُ لَهُ أُكْتُبْ عمله ورزقه وأجله وشقيٌ أو سعيدٌ ثمّ ينفخ فيه الروح  (رواه البخارى ومسلم )
Artinya : ‘Abdullah berkata, kami telah diberi tahu Rosulullah saw seorang yang jujur lagi terpercaya, beliau bersabda,” Sesungguhnya proses penciptaan (masing-masing) di antara kalian (dimulai) dengan sperma (nuthfah) dalam perut ibu kalian selama 40 hari. Kemudian merubah menjadi segumpal darah (‘alaqoh), dalam kurun waktu yang sama, lalu berubah menjadi sekerat daging (mudhghoh) dalam kurun waktu yang sama pula.  Barulah setelah itu Allah mengutus malaikat untuk menetapkan empat hal. Dikatakan kepada malaikat itu,’tetapkanlah amal perbuatan,rizqi,ajal dan nasib baik atau buruk orang itu!” Kemudian ditiupkan ruh padanya.” (HR.Al-Bukhori dan Muslim).

Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan”(QS. 39:6)
 
  
Artinya:”dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS.AnNahl/16:78)

C. Tugas sebagai Hamba Allah
            Tujuan Allah menciptakan manusia disamping memberi tugas sebagai kholifah di bumi, juga agar mereka beribadah (mengabdi) kepada-Nya. Sebagaimana QS.Adz-Dzariyat/51:56 berikut :
  
QS.51:56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
            Ditinjau dari jenisnya pengabdian ada dua kategori :
1.  Ibadah Mahdloh, yaitu rangkaian ibadah yang prosedur pelaksanaannya telah diatur dalam syari’at. Misalnya wudlu’,sholat, zakat,puasa, hajji dan lain-lain.
2.  Ibadah ghoirul Mahdloh, yaitu segala bentuk perbuatan baik yang tidak bertentangan dengan syari’at dengan tujuan (niat) mengharap keridlo’an Allah. Misalnya : mencari ilmu, bekerja, berkeluarga, bermasyarakat dan lain-lain.
            Dan bila ditinjau dari bagian tubuh yang melaksanakan dibagi menjadi :
1.  Ibadah Qolbiyah,yaitu pengabdian yang dilaksanakan hati, misalnya : khouf (takut akan siksa Allah), roja’ (mengharap rohmad Allah), mahabbah (cinta kepada Allah), ikhlas (mempersembahkan pengabdian hanya kepada Allah), husnudzon (berbaik sangka), qona’ah (rela menerima)dll.
2.  Ibadah Badaniyah, yaitu pengabdian yang berupa perbuatan badan, misalnya : sholat, puasa, hajji, zakat, bekerja, jahad dll
3.  Ibadah Qouliyah, yaitu pengabdian dalam bentuk ucapan, misalnya : dzikir, tadarus (membaca Al-Qur’an), amar ma’ruf nahi munkar (memberi nasihat) dll

            Ibadah-ibadah inilah yang harus dilaksanakan manusia sesuai dengan tujuan diciptakannya, sehingga seluruh tingkah laku seorang mu’min misalnya jual-beli, tidur, makan dll, jika diniatkan mendekatkan diri dan mencari keridlo’an Allah bernilai ibadah. Sedang melakukan sesuatu yang diharamkan dan semua kema’siatan (menyalahi kehendak Allah) akan mendatangkan murka Allah.
           
D. Pertanggungjawaban Manusia.
            Perhatikan Firman Allah QS.Al-Hajj/22:5 berikut ini :


QS 22:5. “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah”.
               
Untuk meyakinkan manusia akan adanya kebangkitan setelah mati, Allah menunjukkan kekuasaan-Nya, dengan proses penciptaan manusia yang berasal dari tanah kemudian menjadi sperma, berikutnya menjadi segumpal darah, lalu segumpal daging dan lahir sebagai bayi. Di lain hal tanah yang kering ketika tersiram air hujan berubah menjadi subur yang dapat menumbuhkan berbagai ragam tumbuh-tumbuhan yang indah. Tentunya untuk membangkitkan manusia yang telah ada dari jasad walaupun telah terurai tidaklah sesuatu yang sulit bagi Allah untuk kemudian dimintai pertanggung jawaban atas apa yang telah diperbuatnya ketika hidup di dunia. Sebagai mana firman-Nya QS.al-Muddatstsir/74: 38


  
Tugas :  1. Tugas individu :
- Tulislah QS. Al-Baqoroh /2:30, Al-Mu’minun/23:12-14 dan Al-Hajj/22:5
                                  2. Tugas Kelompok :
- Diskusikan dan simpulkan jawabannya “ Mengapa manusia banyak yang tidak mengerti akan tugasnya sebagai kholifatullah ?”.


Posting Komentar

0 Komentar