A. Pengertian
Iman kepada Malaikat
Kata malaikat merupakan jamak dari
kata malak yang bermakna risalah, misi atau utusan. Jadi malaikat mempunyai
arti sama dengan rasul, yaitu utusan Allah. Sedangkan menurut istilah adalah
makhluk Allah yang ghoib, dibuat dari cahaya yang bertugas atau misi tertentu
oleh Allah swt serta taat dan patuh melaksanakan tugas dan misi-Nya. Firman
Allah QS.Al-A’rof :206 :
“Sesungguhnya
malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah
Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud”
Mengapa kita
diperintah Allah untuk beriman kepada malaikat ? Sebab Allah telah menciptakan
para malaikat yang ditugaskan terkait kehidupan manusia baik di dunia maupun di
akhirat, yang hal ini harus diketahui oleh manusia.
Adapun yang
dimaksud dengan iman kepada malaikat adalah meyakini keberadaan para malaikat
sebagai hamba Allah yang selalu tunduk dan beribadah kepada-Nya. Banyak sekali
dalil yang menerangkan kewajiban untuk beriman kepada malaikat. Di antaranya
adalah firman Allah swt QS.Al-Baqoroh/2: 177 :
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke
arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu
ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, . . . .
Beriman
kepada malaikat berarti percaya dan yakin bahwa Allah swt telah menciptakan
malaikat yang diberi tugas khusus oleh-Nya. Berikut ini adalah tugas-tugas
mereka :
1. Jibril as, bertugas menyampaikan wahyu kepada
para rosul Allah, sebagaimana firman-Nya:
2(97). Katakanlah: "Barang
siapa yang menjadi musuh Jibril, Maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran)
ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang
sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang
beriman.
(Lihat Qs. 53 an-Najm : 6) dan digelari juga sebagai
Ruh Suci (Lihat Qs. 16 an-Nahl : 102)
2. Mika’il as, bertugas
membagi-membagikan rizqi, sebagaimana firman Allah swt :
98. barang siapa yang menjadi musuh
Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, Maka
Sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.
3. Isrofil as, bertugas meniup
sangkakala, firman Allah swt :
“dan ditiuplah sangkakala, Maka tiba-tiba mereka
keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka.” QS.Yasin : 51
4. Izroil as,bertugas mencabut nyawa,
perhatikan firman Allah swt QS.An-Nazi’at:1-2,berikut ini:
1. demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa)
dengan keras,
2. dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa)
dengan lemah-lembut,
5. Roqib dan ‘Atid as (kiroman katibin), bertugas
mencatat amal perbuatan manusia, firman Allah : QS.Qoof / 50:17-18
17. (yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang
duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.
18. tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan
ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.
6. Munkar
dan Nakir as, bertugas memberikan pertanyaan maupun siksaan dalam kubur,
sebagaimana sabda Rosulullah saw :
عن أنس بن مالك
قال النبيُ صلى اللهُ عليه و سلم يدْخلُ منكرٌ و نكيْرٌ على الميّت فى قبره
فيقعدانه (رواه الدّسلمى )
“Dari Anas bin Malik, Nabi saw bersabda,” Munkar
dan Nakir masuk menemui orang mati di dalam kuburnya, keduanya akan duduk di
dekat (kepala) nya”.
7. Malik as, bertugas untuk Penjaga Neraka., QS.Az-Zukhruf /43 :77 :
“mereka berseru: "Hai Malik[1365] Biarlah Tuhanmu membunuh Kami
saja". Dia menjawab: "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)".
8. Ridwan as, bertugas untuk urusan surga dan kenikmatannya, QS.Az-Zumar/39 : 73 :
“dan orang-orang yang bertakwa
kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan (pula). sehingga
apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan
berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan)
atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di
dalamnya".
9. Al-Mu’aqqibat as (Malaikat Hafazhah), bertugas menjaga keberadaan
manusia, firman Allah swt :
13(11). bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah
Allah[767].
[767] Bagi tiap-tiap manusia ada
beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa
Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat ini
ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut Malaikat Hafazhah.
10. Para Malaikat yang bertugas
memikul ‘Arsy Allah, firman Allah swt QS. Al-Haqqoh / 69 : 17:
69(17).“dan malaikat-malaikat
berada di penjuru-penjuru langit. dan pada hari itu delapan orang Malaikat
menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka”.
B. Kedudukan Manusia dan Malaikat
1. Kedudukan manusia dalam beriman
kepada Malaikat
Beriman atau
percaya kepada malaikat sangat berbeda dengan beriman kepada Allah swt. Apabila
beriman kepada Allah harus dimanifestasikan dalam bentuk pengabdian /
peribadatan kepada-Nya, maka beriman kepada malaikat tidaklah demikian.
Implementasi beriman kepada malaikat hanya sebatas meyakini bahwa Allah
menciptakan makhluk-Nya yang terbuat dari cahaya dan diberi tugas khusus untuk
berhubungan dengan manusia. Beriman kepada malaikat tidak dimanifestasikan
dalam bentuk beribadah kepadanya, karena malaikat dan manusia sama-sama makhluk
Allah swt.
Beriman kepada malaikat juga meyakini bahwa para
malaikat memegang tugas tertentu yang diberikan oleh Allah swt. Tugas-tugas
yang diberikan Allah kepadanya selalu dilaksanakan dengan baik. Malaikat juga
dapat menjilma dalam bentuk yang dikehendakinya. Ia adalah makhluk halus (yang
tidak bermateri) yang dapat mengubah dirinya. Maka manusia tidak bisa melihat
malaikat, sedangkan malaikat dapat melihat manusia.
Malaikat berkedudukan sebagai perantara antara
Allah dan manusia. Allah memberikan tugas-Nya kepada para malaikat dalam
hubungannya dengan manusia. Hal ini bukan berarti Allah tidak kuasa
melakukannya sendiri, tetapi justru sebaliknya. Sebab tidak mungkin manusia
dapat berhubungan dengan Allah secara langsung. Karenanya Dia memberikan tugas
kepada para malaikat.
2. Perbedaan manusia dengan
malaikat
Ada beberapa perbedaan
antara manusia dengan malaikat, antara lain sebagai berikut :
a. Dari asal
kejadian, manusia berasal dari tanah, malaikat berasal dari cahaya.
b. Dari jenis kelamin, manusia
terdiri dari laki-laki dan perempuan, sedang malaikat bukan laki-laki dan bukan
pula perempuan.
c. Sifat dan
tabiat, manusia ada yang taat dan ada yang durhaka kepada Allah,ada yang kafir
dan ada yang mukmin, terkadang berbuat baik dan terkadang berbuat jahat.
Malaikat seluruhnya taat kepada Allah dan tidak pernah ma’siat kepada-Nya .
d. Proses penciptaan, manusia
hidupnya berproses, yaitu lahir, berkembang, dan mati. Sedangkan malaikat
langsung diciptakan oleh Allah tidak melalui proses seperti manusia.
e. Kebutuhan
hidup, manusia membutuhkan makanan, minuman, berpasang-pasangan ( menikah),
tidur dan lain-lain. Malaikat tidak makan, tidak minum, tidak menikah, tidak
pernah tidur dan lain-lain.
f. Balasan
amal, manusia seluruh amalnya yang baik maupun yang buruk dicacat oleh Allah
melalui malaikat dan akan dibalas di alam akhirat nanti. Amalperbuatan malaikat
tidak dicatat dan tidak akan diberi balasan oleh Allah diakhirat kelak.
C. Tanda-tanda dan contoh Internalisasi sikap
beriman kepada Malaikat
Di anatara tanda- tanda seorang
yang beriman kepada malaikat dan contoh aplikasi dari keimanan tersebut dalam
perilaku keseharian adalah :
1. Memiliki sikap lebih mengagungkan
Allah swt yang telah menciptakan dan menugaskan para malaikat sebagai
makhluk yang senantiasa beribadah kapada-Nya. Dengan demikian, ungkapan rasa
puji dan syukurnya kepada Allah bisa semakin meningkat.
2. Semakin terdorong melakukan perbuatan-perbuatan
positif dan selalu bersemangat untuk mencegah perbuatan-perbuatan mungkar. Di
samping itu dia juga akan waspada dan selalu mawas diri agar tidak terjerumus
ke dalam perbuatan-perbuatan yang tidak diridloi Allah
3. Merasa aman dan tenteram
hatinya serta optimis dalam hidupnya. Karena ia yakin ada malaikat yang mau
menolong dan membantunya ketika dia senantiasa berbuat sholeh. Karena memang
malaikat adalah sahabat para hamba Allah yang sholeh.
4. Lebih bersyukur kepada Allah
swt atas perhatian dan perlindungan-Nya yang telah menugaskan para malaikat
untuk menjaga, membantu dan mendoakan hamba-Nya.
5. lebih menyadarkan keterbatasan manusia mengenai pengetahuan yang bersifat
immateri maupun pengetahuan yang bersifat metafisika. Dengan demikian,
seseorang tidak akan merasa sombong dengan pengetahuan yang telah dia raih
selama ini. Karena masih banyak hal yang tidak mampu dikuasai, termasuk
pengetahuan tentang makhluk Allah yang bersifat immateri.
--------ooo000O000ooo--------
0 Komentar