Perkembangan Islam Masa Modern / XI Genap



A.Perkembangan Ajaran Islam dan Ilmu pengetahuan
      1.Ibnu Taimiyyah dan Muhammad bin Abdil Wahab
Apabila berbicara tentang Islam di masa modern, maka kita tidak akan dapat terlepas dari bahasan pemikiran pembaharuan Wahabi. Gerakan ini sangat erat dengan tokoh pembaharuan pada abad 14 dikenal dengan sebutan Ibnu Taimiyyah (1263 – 1328 M). Beliau seorang tokoh inspirator gerakan Wahabi, ia tidak setuju sufisme,bid’ah dan khurafah. Ia menentang taklid buta dan mewajibkan membuka pintu ijtihad.(yang telah dianggap telah tertutup oleh ulama sebelumnya). Ia menafikan berlakunya ijma’ selepas zaman sahabat yang dipandang sebagai sumber hukum. Ibnu Taimiyyah menggunakan Al qur’an dan hadits sebagai sumber Islam yang utama .
Pada abad ke 18 di Tanah Arab muncul pengikut faham Ibnu Taimiyyah yang bernama Muhammad bin Abdil Wahab beliau dikenal sebagai pemimpin gerakan pemikiran yang disebut Wahabiyah .
Prinsip pokok gerakan Wahabi adalah :
1.   Bertauhid secara murni hanya kepada Allah swt.
2.   Kembali kepada Al-Qur’an dan Hadits serta mengecam taqlid buta.
3.   Mengobarkan semangat berijtihad
      Komentar kami,”Ijtihad yang telah dilakukan oleh “para mujtahid terdahulu” yang telah sampai pada titik klimaknya mengandung kebenaran yang tak terbantahkan. Ijtihad yang dilakukan oleh “para mujtahid kemudian” tentang masalah yang sama yang telah  diputuskan oleh para mujtahid terdahulu akan sia-sia belaka (menyesatkan umat).
      Ijtihad masih terbuka bagi masalah baru, masalah yang belum tersentuh akan ketentuan hukumnya oleh mujtahid terdahulu.

2.Jamaluddin Al-Afghani
Beliau adalah seorang pemimpin pembaharuan Islam yang selalu berpindah-pindah tempat tinggal.
Ketika di Mesir pada tahun 1879 beliau memprakarsai terbentuknya partai Al Hizbul Wathani (Partai Nasional) tujuan partai ini adalah memperjuangkan pendidikan secara universal, kemerdekaan pers, Islam dalam pandangan beliau menghendaki pemerintahan republik, pemikiran pembaharuannya berdasarkan atas keyakinan bahwa Islam adalah agama yang sesuai untuk semua bangsa, semua zaman dan keadaan, beliau menekankan pada umat Islam agar membersihkan diri dari unsur-unsur luar Islam yang merusak . Umat Islam harus berpikiran maju dan modern, yaitu bersatu untuk mempertahankan kesucian dan kemurnian Islam. Disamping itu Al-Afghani juga sangat menentang aliran materialisme kaum Dahriyin (materialisme-atheis).
Akibat tekanan penjajah Inggris Jamaluddin Al-Afghani pindah ke Paris di kota ini beliau mendirikan perkumpulan Al-'Urwatul Wushqo dan menerbitkan majalah dengan nama yang sama dengan perkumpulannya.

3. Muhammad Abduh
Dalam ketatanegaraan Muhammad Abduh berpendapat bahwa kekuasaan Negara harus dibatasi. Pada zamannya mesir telah mempunyai konstitusi dan usahanya waktu itu tertuju kepada membangkitkan kesadaran rakyat terhadap hak-hak mereka. Menurut pendapatnya, pemerintah wajib bersikap adil terhadap rakyat. Dan hanya terhadap pemerintah seperti inilah rakyat harus patuh dan setia.
Menurut Abduh, kepala Negara adalah manusia yang dapat berbuat salah dan di pengaruhi oleh hawa nafsunya. Untuk menekan hal tersebut dibutuhkan kesadaran dan aspirasi rakyat, dan menurutnya kesadaran rakyat dapat di bangun melalui pendidikan di sekolah-sekolah, penerangan dalam surat kabar dan sebagainya.

4. Rasyid Ridha
Beliau adalah salah seorang murid Muhammad Abduh. Ia banyak di pengaruhi oleh ide-ide Jamaluddin Al-Afghoni dan Muhammad Abduh melalui majalah Al-Urwatul Wusqa. Yang kemudian di Mesir beliau mendirikan majalah Al-Manar yang mempunyai tujuan yang sama dengan Al-Urwatu Wusqa yaitu untuk mengadakan pembaharuan dalam bidang agama, sosial, dan ekonomi, memberantas tahayul dan bid’ah-bid’ah yang masuk dalam tubuh Islam, menghilangkan paham fatalisme yang terdapat di kalangan umat Islam, meningkatkan mutu pendidikan dan membela umat Islam terhadap permainan politik negara barat.

B. Pengaruh Perkembangan Pemikiran Modern Islam
Pada mulanya, gerakan Wahabi banyak mendapat tantangan dari berbagai kelompok masyarakat Islam, karena metode yang diterapkan terlalu keras dan tidak mengenal kompromi terhadap praktek-praktek bid’ah. Kaum kolonial tidak menyukai gerakan ini, karena membahayakan bagi upaya kolonialisme. Sebab tidak menutup kemungkinan semangat juang umat Islam bangkit melawan penjajah melalui proses pemurnian tauhid yang diajarkan gerakan Wahabi.
Namun demikian, gerakan Wahabi terus melakuakan kosolidasi dengan mendapat dukungan penuh dari Kerajaan Sa’ud, sebuah pemerintah dimana gerakan ini lahir dan berkembang. Bahkan pada fase berikutnya, ide-ide gerakan ini banyak mempengaruhi pemikir-pemikir para tokoh agama di negara-negara lain tak terkecuali kawasan nusantara.
Di antara gerakan-gerakan yang terpengaruh dengan faham wahabi adalah gerakan yang dipimpin Al-Sanusi di Libiya pada abad ke-19 yang memprotes kerajaan Turki Utsmani karena di nilai telah menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya dan juga gerakan Al-Mahdi di Sudan yang memberontak terhadap pemerintahan Turki-Mesir yang di pandang telah menyimpang dari ajaran Islam.
Sementara di Nusantara, gerakan  Padri di Sumatra barat yang dipimpin oleh tiga orang yang baru datang menunaikan ibadah haji, yaitu Haji Miskin, Haji Sumanik, Haji Piabang. Mereka mengembangkan dan menyebarkan paham ini di daerah masing-masing. Mereka berjuang membasmi segala praktek bid’ah dan khurofat serta menghapus kebiasaan minum tuak, menghisap madat, menyabung ayam, berjudi, dan praktek praktek lai yang dianggap bid’ah. Menurut ajaran gerakan ini, kaum perempuan diwajibkan menutup seluruh bagian tubuh, dan lelaki diharuskan memelihara jenggot dan memakai sorban. Kaum Padri biasanya memakai pakaian putih, karena itu mereka disebut juga “Kaum Putih”.
Mengenai ide Pan Islamisme Jamaluddin Al-Afghani, maka tujuannya adalah untuk mempertahankan Islam dari serangan barat. Gerakan ini bertujuan mempersatukan pemerintahan Islam dan membangkitkannya dalam rangka melawan kolonialisme barat.
Umat Islam harus berfikiran maju dan modern dengan cara bersatu untuk mempertahankan kesucian dan kemurnian Islam.
Berbeda dengan faham dalam gerakan Wahabi, gerakan pembaharuan Abduh dalam menjalankan cita-citanya tidak  selalu berkontrofersi dengan barat. Abduh menganjurkan umat Islam agar megambil pengetahuan dan teknologi barat selama bermanfaat bagi umat Islam. Ia membedakan mana unsur peradaban yang bermanfaat dan mana yang merusak bagi umat Islam. Peradaban yang bermanfaat dan tidak bertentangan dengan Islam seharusnya diambil, sebaliknya yang tidak berguna dan bertentangan dengan Islam harus di tolak secara tegas.
Pemikiran-pemikiran modern yang disampaikan Rasyid Ridha, tidak banyak berbeda dengan ide-ide Muhammad Abduh dan Jamluddin Al-Afghani. Ia berpendapat bahwa umat Islam mundur karena tidak lagi menganut ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Dan dalam masalah kenegaraan ia berpendapat bahwa paham nasionalisme bertentangan dengan ajaran Islam Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan umat Islam). Persaudaraan dalam Islam tidak mengenal perbedaan bahasa, perbedaan tanah air maupun perbedaan bangsa. Semua umat bersatu dibawah satu keyakinan, satu system moral dan satu system pendidikan dan tunduk pada satu system hukum.
Negara yang dianjurkan Rasyid adalah Negara dalam bentuk kekhalifahan. Kepala Negara ialah khalifah. Dan khalifah sebagai pihak yang mempunyai kekuasaan legeslatif, harus mempunyai sifat mujtahid. Namun demikian pemerintah tidak boleh bersifat absolute. Oleh karena itu, khalifah harus melibatkan para ulama sebagai pembantu-pembantunya yang utama dalam urusan memerintah umat.




Posting Komentar

2 Komentar