A. Pendahuluan
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah swt yang paling
sempurna dibandingkandengan makhluk yang lain, manusia diciptakan dalam bentuk
yang baik dan dilengkapi dengan panca indra, akal pikiran serta perasaan yang
sangat luar biasa. Namun demikian manusia juga memiliki hawa nafsu, yang
terkadang tidak terkendali.Al-insanu mahalul khotho’ wa nis-yan (
Manusia adalah tempat salah dan lupa ). Ini merupakan ujian untuk manusia
semampu apakah mereka dalam mengendalikan hawa nafsu, sebagai indikator derajat
kemuliaan mereka disisi Allah dan berhak mendapatkan balasan di akhirat nanti.
Ketika
manusia terperangkap hawa nafsu dan kemaksiatan, bisa jadi karena terseret
keadaan atau tergoda bujuk rayu setan, maka Allah sangat berharap untuk
secepatnya kembali menuju jalan keselamatan yang diridloi-Nya dengan cara
bertaubat dengan taubatan nashuha. Dengan demikian kesalahan manusia akan
terampuni oleh Allah.
Ketahuilah
bahwasanya Allah adalah Maha Pengampun (Al-Ghafur), Maha Pemaaf (Al-Afuwwu) dan
Maha Penerima Taubat (At-Tawwabu), sehingga sebesar apapun suatu dosa dan
kesalahan, baik disengaja maupun tidak, ketika bersungguh-sungguh dalam memohon
ampun kepada Allah, maka Allah berkenan mengampuni dosa tersebut.
B. Taubat
Taubat
artinya kembali, maksudnya kembali kepada jalan yang benar / lirus, yaitu jalan
yang diridloi Allah swt, dengan tujuan ingin membebaskan diri dari kesalahan
(dosa) yang telah dilakukannya.
Bertaubat itu meliputi :
- Menyadari kesalahannya / dosa.
Terkadang seseorang melakukan
suatu perbuatan dosa yang tidak disadarinya karena dangkalnya pengetahuan
agama, untuk itu mengetahui mana perbuatan dosa dan mana yang dibolehkan
menurut kriteria agama Islam adalah wajib hukumnya.
- Mempunyai rasa menyesal.
Suatu dosa ketika dilakukan,
akan terulang dan terulang bila tidak ada rasa penyesalan didalam hati, malah
ketika sudah menjadi hobi akan mencari dalil untuk membenarkan perbuatan
dosanya.
3. Tidak mengulangi lagi.
Yahya
bin Mua’dz mengatakan,” Tergelincir satu kali setelah taubat lebih buruk
daripada istighfar tujuh puluh kali sebelumnya”.
4. Bila bersangkutan
dengan orang lain, meminta memaafkan. Bila terkait dengan benda, segera
mengembalikannya atau meminta halalnya.
5. Segera mengikuti
dengan perbuatan yang baik
QS.Hud
: 114. “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)
perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.”
6. Banyak membaca
istighfar.
Rosulullah
saw beristighfar dalam sehari 70 kali dengan sabdanya :
إنه لَيُغانُ على قلبى ، فأسْـتغْفِرُ اللهَ
فى اليوم سِبْعِـيْنَ مَرَّةً رواه مسـلم
“ Sesungguhnya Dia menutupi hatiku, maka
saya memohon ampun kepada Allah sehari tujuh puluh kali” HR.Muslim.
7. Merahasiakan perbuatan dosa yang dilakukan dari
pengetahuan orang lain.
Dasar-dasar bertaubat :
a. QS.At-Tahrim / 66 : 8
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah
kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).
Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke
dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah
tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya
mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka
mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan
ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
b. QS. An-Nur / 24 : 31
“
dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung.”
c. QS.Al-Baqoroh / 2 :
222
“Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri”.
d. Sabda Rosulullah saw :
التا ئِبُ مِنَ الذنبِ كَمَنْ لا ذنْبَ لَهُ ، وَ إذا
أحبّ الله عَبْدًا لَمْ يضرّه ذنبٌ ( رواه
ابن مسعود )
e. Sabda Rosulullah saw :
توبى
لمن شَـغَـلَـهُ عَـيْـبَـهُ عَـنْ عُـيُـوبِ الـنـَا سِ ( رواه البزار عن أنس )
“ Sesungguh berbahagia orang-orang yang sibuk
meneliti kekurangan / cacat / dosa sendiri, dan tidak meneliti kekurangan orang
lain”.
Dan
perlu diketahui bahwa kesempatan untuk bertaubat seseorang adalah sebelum nafas
sampai di kerongkongan ketika sakarotul maut ( menjelang kematian ). Dan taubat
sudah tidak diterima lagi ketika matahari terbit dari arah barat.
Hikmah Taubat :
1. Kembali
kejalan yang lurus
2. Terlepas
dari kedholiman menuju ke hidayah Allah
3. Lari dari murka dan siksa Allah menuju ke
ridlo dan surga-Nya
4. Hijrah dari kebencian masyarakat menuju
kecintaan dan kasih sayang masyarakat.
C. Roja’((رجاء dalam pembahasan ini bukan Roja (رجاع)
artinya kembali
Roja’(رجاء) artinya harapan, ,maksudnya harapan yang selalu dipanjatkan
oleh seorang hamba kepada Allah swt. Yang meliputi harapan agar amal ibadahnya
diterima, harapan agar terhindar dari perbuatan yang dimurkai Allah dan harapan
agar selalu dalam kasih sayang-Nya, dalam bimbingan-Nya, dalam
perlindungan-Nya, dalam curahan rohmat-Nya dan dalam ridlo-Nya.
Sikap
roja’ kepada Allah akan mendatangkan ketenangan dan optimis dalam hidup,.
Mengapa demikian ? Karena Allah adalah pemilik segala-galanya. Dia Mahatahu apa
yang terbaik bagi kita. Semua tindakan-Nya teramat tepat, tidak mungkin salah.
Dialah Allah yang Maha Kuasa, sedang kekuasaan yang datang selain dari Allah
adalah semu belaka. Karena itu adalah salah bila kita menggantungkan harapan
kepada diri sendiri atau kepada makhluk lain. Hanya kepada Allahlah tempat
bergantung segala sesuatu ( ألله الصـمـد ).
Namun demikian, hendaknya seorang
muslim tidak hanya mengembangkan sikap roja’,tetapi perlu didampingi dengan
rasa khouf ( takut ) kepada Allah, yaitu takut akan murka Allah, takut akan
azab Allah dan takut terputusnya rohmat Allah, takut do’anya ditolak, takut amal
ibadahnya tidak diterima Allah. Karena dengan khouf ini akan timbul sikap
intruspeksi pada diri sendiri, sikap hati-hati dan tidak gegabah, dan tak
putus-putusnya mendekatkan diri dan bermohon kepada Allah. Allah berfirman
dalam QS. Al-A”rof / 7 : 56
“dan Berdoalah
kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik.”
Sikap
roja’ dan Khouf ini hendaknya hanya ditujukan kepada Allah semata. Seorang
hamba tidak diperbolehkan berharap dan takut kepada selain Allah (makhluk).
Karena makhluk tidak dapat memberi manfaat atau mencelakakan diri tanpa izin
Allah swt. Ketika kita dekat pada Allah, selalu ingat (dzikir) kepada Allah,
menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, tentu kita akan selalu
dalam lindungan-Nya. Dengan demikian, ketenangan dan ketrentraman hidup akan
terwujud.
QS.Ar-Ro’d
/ 13 : 28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram
dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram.
Seorang muslim hendaklah menempatkan rasa roja’
dan khouf secara seimbang dan proposional. Bila terlalu besar rasa
roja’, dengan mengabaikan rasa khouf, maka seseorang akan cenderung
menyepelekan amal baik dia akan cenderung kurang memperhatikan aturan sehingga
ibadahnya terkesan asal-asalan., bahkan dirinya akan terkecoh dengan apa yang
telah dia perbuat. Sebaliknya, bila terlalu khouf, dengan mengabaikan roja’,
seseorang akan cenderung mudah putus asa dan kehilangan rasa optimisme, dan
selalu ragu-ragu dalam semua tindakannya.
Rasa
takut (khouf) yang berlebihan akan menimbulkan kemudlorotan. Begitu pula rasa
roja’ yang berlebihan, terlalu percaya diri, Yang terbaik adalah
memelihara keseimbangan antara roja’ dan khouf.
Adapun
kebalikan dari roja’ adalah putus asa. Allah sangat melarang hambanya berputus
asa dari rohmat-Nya, dengan firman-Nya :
1. QS.Yusuf : 87
“dan
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".
2. QS.
Al-Hijr : 56
“ Ibrahim berkata: "tidak ada orang
yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat".
3.
QS.Az-Zumar : 53
“ Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku
yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa
dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa[1314] semuanya.
Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Hikmah
Roja’ :
1.
Terlepas dari
keputus asaan
2.
Optimis dan tenang
dalam kehidupan
3.
Jauh dari
perbuatan syirik
4.
Selalu mendekatkan
diri pada Allah
-----ooo000ooo----
Tugas :
1. Tugas Individu
- Tulislah
sebuah cerita tentang kisah orang yang
bertaubat dari dosa besar
2. Tugas Kelompok
- Diskusikan dan
simpulkan, “Apa saja penyebab seseorang sering jatuh dalam dosa besar ?”
0 Komentar