Islam Abad Pertengahan Kelas XI Ganjil SMK



A.  Pendahuluan
         Sejarah perkembangan peradaban Islam dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Periode Klasik (650-1250M), Periode Pertengahan (1250-1800M), dan Periode Modern (1800- sekarang). Yang dimaksud dengan abad pertengahan ialah sejarah umat Islam yang di awali sejak tahun-tahun terakhir keruntuhan Daulah Abbasiyah (1250M) sampai timbulnya benih-benih kebangkitan atau pembaharuan Islam yang diperkirakan terjadi sekitar tahun 1800 M. Periode Pertengahan ini juga terbagi menjadi dua bagian, yaitu masa kemunduran I (1250-1500 M) dan masa tiga kerajaan besar (1500-1800 M).
         Dalam pembahasan bab ini hanya membicarakan tentang Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam di Periode Pertengahan, dengan mengetengahkan tokoh-tokohnya serta hasil karya mereka. Dengan tujuan agar kita semua dapat mengambil hikmah dan meneladani mereka semua.

B.     Perkembangan Islam pada Abad Pertengahan
Pada masa Daulah ‘Abbasiyyah, Islam telah menjadi raksasa kebudayaan di kawasan timur. Selain itu Islam juga telah berhasil menjadi raksasa peradaban di kawasan barat. Perkembangan Islam di kawasan barat sebenarnya telah dimulai pada saat mendaratnya sejumlah kecil pasukan kaum muslimin sekitar tahun 711 M di kawasan tersebut. Kaum muslimin memasuki Spanyol melalui selat Jabal Thariq (Jibaltar) di bagian selatan negara ini. Dalam waktu yang singkat, pasukan muslimin telah berhasil menguasai seluruh kawasan selatan Spanyol yang dikenal dengan nama Andalusia. Setelah menaklukkan bagian selatan, maka seluruh Spanyol berada dalam kekuasaan muslimin. Selama Spanyol berada dalam kekuasaan umat Islam, berbagai kemajuan ilmu Pengetahuan, kebudayaan dan ekonomi mampu dicapai Spanyol. Bahkan kawasan ini berhasil menjadi pusat terpenting dalam penyebaran kebudayaan Islam.
Kejayaan Islam pada masa ini tidak terlepas dari perkembangan Ilmu Pengetahuan Arab, tepatnya semenjak dijalankan program penerjemahan besar-besaran, yang telah dimulai sejak Bani Umaiyah dan lebih digiatkan pada masa pemerintahan Abbasiyah yang disokong oleh para chalifah. Abu Dja’far Al-Mansur mendatangkan ahli-ahli terjemah bahasa Yunani, Persia dan India. Diantara mereka itu ialah Djurdjiis bin Bachtaisju’, Naubacht dan putranya Abu Sahldan Ibnu’l Muqaffa’. Di masa Chalifah Ma’mun kegiatan penterjemahan bertambah luas dengan dikirimnya rombongan ahli terjemah ke “Roma” seperti Al Bathriq, Salm, pemimpin Baitul Hikmah, Al-Hajjad bin Mathar dan Hunain bin Ishak. Di sana mereka memilih buku-buku yang belum diketahui umat Islam untuk diteliti, dibahas sedalam-dalamnya dan kemudian diterjemahkan Semenjak itu, bangsa Arab mengisi sejumlah besar perpustakaan mereka dengan puluhan atau bahkan ratusan ribu buku. Dengan demikian, terjadilah transfer ilmu pengetahuan di kalangan kaum muslimin, baik yang berada di kawasan timur maupun barat.
Di negeri ini lahirlah tokoh-tokoh muslim ternama yang menguasai berbagai ilmu pengetahuan, mulai dari ilmu-ilmu keislaman, kedokteran, filsafat, sastra, astronomi, dan sebagainya. Kemajuan berbagai ilmu pengetahuan maupun kebudayaan Islam di Andalusia pada saat itu boleh dikatakan sebagai pusat kebudayaan Islam dan ilmu pengetahuan yang tidak ada tandingannya, setelah Konstantinopel dan Baghdad, oleh karena itu tidaklah heran jika bangsa-bangsa Eropa mulai berdatangan ke negeri Andalusia untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan kaum muslim Spanyol, mereka semua mempelajari buku-buku hasil karya para cendekiawan muslim Andalusia.
Islam berkuasa di Andalusia hampir 8 abad, yaitu sejak tahun 711 M hingga berakhirnya kekuasaan Islam di Granada pada tanggal 2 Januari 1492 M / 2 robiul awal 898 H. walaupun begitu, Andalusia dimasa kejayaannya telah banyak melahirkan cendekiawan muslim yang tertulis dengan tinta emas disepanjang masa. Karya mereka banyak yang telah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa di penjuru dunia. Itulah keunikan para cendekiawan muslim tempo dulu, tidak hanya menguasai satu bidang ilmu agama saja, namun menguasai berbagai ilmu pengetahuan yang disegani, hingga nama mereka dikenang setiap manusia. Kontribusi para sarjana muslim ini telah banyak memberikan banyak sumbangan bagi pembangunan sains dan teknologi dunia, karena berawal dari pngetahuan sarjana kaum muslimin inilah, dunia Eropa mengalami masa pencerahan (renaissance).
Masa renaissance Eropa, sebenarnya telah dimulai sejak datangnya para pelajar Eropa untuk menuntut ilmu di Andalusia. Bahkan beberapa orang sarjana Eropa juga kembali menerjemahkan karya-karya berbahasa Arab ke bahasa latin. Semenjak itulah berbagai ilmu pengetahuan kembali memasuki dunia barat dan mempengaruhi pemikiran serta budaya Eropa. Banyak sekali Universitas di bangun di Eropa pada abad ke-13, seperti di Pars, Oxford, dan Bologna.
Bangunan-bangunan bersejarah dan pusat-pusat kebudayaan peninggalan masa keemasan Islam di Spanyol masih ada yang tersisa hingga saat ini. Hal tersebut merupakan bukti kemajuan besar ilmu dan seni di negara tersebut. Istana Al-Hamra di kota Granada dan Masjid Cordoba merupakan sebagian dari karya agung bernilai seni tinggi hasil karya para arsitek dan seniman muslim. Akan tetapi, akibat banyaknya serangan dari negara-negara kristen, sedikit demi sedikit pemerintahan muslim mulai melemah hingga akhirnya pemerintahan Islam jatuh di akhir abad ke-15 dan mayoritas umat muslim terusir dari wilayah itu.
Puncak kehancuran Islam terjadi pada tahun 1609 M, tepatnya ketika Raja Philip III mengeluarkan undang-undang yang berisi tentang pengusiran umat Islam dari kawasan Spanyol. Akibat kekalahan pemerintahan Islam, umat islam terpaksa dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama tidak menyenangkan, yaitu: masuk agama Kristen atau meninggalkan Spanyol. Bahkan hampir seluruh bangunan bersejarah diruntuhkan dan ribuan umat islam mati secarra tragis. Demikianlah akhir dari kejayaan kaum muslimin di Spanyol pada abad pertengahan.
Faktor meredupnya kejayaan Islam pada abad pertengahan, juga diakibatkan karena adanya Perang Salib atau Crusade yang berlangsung selama hampir 300 tahun (1096-1291) dengan jumlah korban yang sangat banyak. Perang salib ini pertama kali dikobarkan oleh Paus Urban II untuk merebut Yerussalem dari kekuasaan kaum muslimin. Perang ini telah meninggalkan trauma yang sangat dalam, khususnya bagi uamat Islam maupun Kristen hingga detik ini. Walaupun perang salib diakhiri dengan kemenangan pasukan  muslim, namun kebrutalan pasukan kristen yang kalah dalam perang tersebut meninggalkan bekas pahit yang hingga detik ini tidak bisa dihapuskan.

C.    Kebudayaan Islam Pada Abad Pertengahan.
Kedatangan islam dikawasan Andalusia hampir 8 abad lamanya, telah membuat kaum muslim berjaya dikota-kota penting, seperti Toledo, Seragoza, Cordoba, Valencia, Malaga, Seville, Granda dan dikota lainnya. Merekalah orang-orang yang telah mengibarkan panji-panji islam, baik dari segi ilmu pengetahuan, kebudayaan maupun seni arsitektur . bahkan tidak dapat dipungkiri lagi bahewa banyak sekali ilmu pengetahuan yang menjadi sangat besar di kawasan ini , diantaranya filsafat, kedokteran, aritmatika, sastra dan lain sebagainya.
Sarjana muslim yang berasal dari Andalusia dalam bidang filsafat salah satunya adalah Ibnu Thaufail. Yang lahir di Asya, Granada. Ia pernah menjabat sebagai menteri bidang politik dan sebagai gubernur di wilayah Sabtah dan Tonjah di Maghribi. Sebagai seorang filosof, ia juga menguasai disiplin ilmu lainnya, seperti ilmu hukum, pendidikan, dan kedokteran. Berkat keahliannya dalam bidang-bidang tersebut Ibnu Thufail juga pernah menjadi dokter pribadi Abu Yakub Yusuf, seorang Amir dari Daulah Muwahhidin. Di kawasan Eropa, Ibnu Thufail lebih dikenal dengan sebutan Abubacer. Salah satu karya beliau yaitu roman dalam bidang filsafat yang berjudul Hayy Bin Yaqzhan.
Filosof Islam lainnya adalah Ibnu Rusyd yang terkenal di dunia barat dengan sebutan Averroes. Beliau lahir di Cordoba dengan nama Abdul Wahid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Ibnu Rusyd. Selain sebagai seorang filosof beliau juga ahli dalam bidang hukum, aritmatika, dan kedokteran. Salah satu gurunya adalah Ibn Thufail. Selain pernah menjabat sebagai hakim di Sevilla, beliau juga pernah menjadi hakim di Cordoba. Karena kemahirannya dalam bidang kedokteran, ibnu Rusyd di angkat menjadi dokter istana.
Karya ilmiyah beliau dalam bidang kedokteran salah satunya adalah Kuliyah Fith Thibb (Encyclopedia of Medicine) yang terdiri dari 16 jilid. Kitab ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada tahun 1255, oleh seorang yahudi bernama Bonacosa untuk kemudian diterjemahkan kembali ke bahasa Inggris dengan judul General Rules of Medicine. Bahkan buku ini dijadikan referensi wajib universitas-universitas di Eropa. Karya lain yang beliau tulis adalah Mabadi’ Falsafah (pengantar ilmu filsafah), Tahafatut Tahafut, Bidayatul Mujtabid, dan Tafsir Urjuza yang membahas tentang pengobatan dan ilmu kalam. Selain menilis sejumlah buku, Ibnu Rusyd juga telah berhasil menerjemahkan buku-buku karya Aristoteles sehingga beliau dijuluki sebagai Asy-Syarih (komentator). Melalui karya terjemah beliaulah karya-karya Aristoteles dapat dipelajari kembali.
Karena kecerdasannya, Ibnu Rusyd pernah mendapatkan fitnah dari para tokoh sezamannya yang merasa tersaingi. Beliau dituduh sebagai orang yahudi karena pemikiran-pemikirannya , akhirnya diasingkan ke Lucena. Bahkan sebagian karyanya dimusnahkan. Doktrin Averoism yang beliau kembangkan mampu mempengaruhi orang Yahudi dan Kristen, baik di barat maupun timur, seperti halnya mempengaruhi sarjana barat kenamaan, seperti Maimonides, Voltiare dan Jean Jaques Rousseau. Oleh karena itu, jasa Ibnu Rusyd terhadap kebangkitan Eropa sangatlah besar.
Ilmuwan Islam yang lainnya adalah Ibnu Bajjah yang dilahirkan di Saragosa. Beliau adalah pakar dalam bidang matamatika, fisika, astronomi, kedokteran, filsafat, bahkan sebagai penyair dari golongan Murabithun. Kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan bukan berarti menghilangkan rasa cintanya terhadap seni, karena ia juga sangat pawai dalam bermain musik gambus. Ibnu Bajjah juga sempat di angkat menjadi menteri di Saragosa. Karangannya yang terkenal adalah An-Nafs ( jiwa ) yang menguraikan tentang keadaan jiwa. Karya ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran filsafat Aristoles, Galenos, al-Farabi, dan Ar-Razi. Namun sayangnya, Ibnu Bajjah harus meninggal karena diracun. Bahkan lebih ironis lagi, sejumlah karyanya banyak yang dimusnahkan. Walaupun begitu, ajaran-ajarannya tetap mempengaruhi para ilmuwan berikutnya ditanah Andalusia.
Ilmuwan islam lainnya adalah Al-Idrisi, ia lahir di Ceuta. Al-Idrisi merupakan ahli geografi yang menulis kitab Ar-Rujari. Kitab ini dikenal dengan sebutan Kitab Roger, yaitu salah satu referensi yang membahas tentang peta dunia dan juga menerangkan pembagian-pembagaian zona iklim di dunia. Ar-Rujari sebenarnya sebuah karya yang dipersembahkan untuk Raja Roger II dan telah di manfaatkan orang-orang Eropa, baik muslim maupun non muslim. Sebagai seorang yang tekun dan pekerja keras, selain mendalami ilmu geografi, beliau juga menekuni ilmu Botani di Cordoba.
Selain nama-nama diatas tercatat pula nama-nama besar di Andalusia, seperti Ibnu Zuhr yang lebih dikenal di dunia barat dengan sebutan Abumeron atau Avenzoar. Sarjana ahli fisika dan kedokteran yang telah menulis buku The Method of Preparing Medicines and Diet ini lahir di Saville. Judul buku tersebut telah diterjemahkan kedalam bahasa Yahudi dan Latin. Karya ini juga telah mampu mempengaruhi Eropa dalam bidang kedokteran selain karya-karya Ibnu Sina yang berjudul Qanun Fith Thibb (Canon Of Medicine).
Ibnu Arabi juga merupakan sarjana muslim produk Andalusia yang dikenal dengan gelar Asy-Syaikhul Akbar (Dokter Maximus). Beliau lahir di Murcia dan pernah mengembara ke Lisbon untuk belajar agama Islam. Ibnu Arabi pernah menuntut ilmu sampai ke seville. Salah satu pusat sufi dikawasan Spanyol. Di kota tersebut, beliau mendalami ilmu hukum, teknologi, hadits, dan ilmu-ilmu tasawuf. Ibnu Arabi termasuk ulama yang produktif. Hampir 500 buah buku telah beliau tulis dan beberapa karyanya masih tersimpan dengan baik di perpustakaan Mesir di Kairo. Diantara karya beliau adalah Tafsir Al-Qur’an yang terdiri dari 29 jilid, Muhhadaratul Abrar, Mawaqi’in-Nujum, at-Tadbiratul Ilabiyyah, Risalatul-khawah, Mahiyyatul Qalb, Misykatul Anwar, al-Fuauhatul Makiyyah dan karya-karya lainnya.

D.    Penghayatan terhadap Sejarah Islam Abad Pertengahan
Setelah mempelajari sejarah perkembangan Islam dan tradisi keilmuannya di kalangan kaum muslimin pada abad pertengahan, maka sudah seharusnya umat Islam menjadikan hal tersebut sebagai motivator untuk diri mereka, karena sebagaimana kita ketahui bahwa sarjana kaum muslimin memiliki semangat yang luar biasa untuk menguasai berbagai macam disiplin ilmu. Bukan saja ilmu agama yang mereka pelajari, namun juga berbagai ilmu pengetahuan alam. Berdasarkan ilmu-ilmu agama dan nonagama. Semua ilmu pengetahuan yang membawa manfaat bagi manusia pada hakikatnya adalah ilmu Allah yang harus dipelajari. Karena hanya dengan ilmu pengetahuan sajalah sebuah kaum akan terangkat derajatnya di sisi Allah awt.
Ilmu pengetahuan tentunya tidak bisa didapatkan kecuali dengan mempelajarinya, baik dari pada para ahli atau melalui literatur-literatur yang ada. Artinya, kaum muslimin harus memiliki minat baca yang tinggi sehingga dapat menyerap banyak informasi untuk pengembangan pengetahuan dirinya. Sebagaimana yang kita ketahui juga bahwa ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh para sarjana abad pertengahan bukan hanya ilmu islam. Mereka juga mempelajari karya-karya ilmiah yang ditulis dalam bahasa Yunani. Bahkan diantarakarya tersebut, ada yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, karena pada saat itu bahasa arab memang menjadi bahasa sebagian besar kaum muslimin. Dari pengetahuan itulah akhirnya kaum muslimin abad pertengahan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan, bahkan melebihi kejayaan yang pernah dicapai bangsa Yunani sendiri.
  ------oo000oo-----
Sholawat Munjiyat (penyelamat)
اللهمّ صلى ّعل سيدنا محمّد صلاة تنجينا بها من جميع الأهوال والأفوات وتقضىلنا بها جميع الحاجات وتطهرنا بها من جميع السّيـِّئات وترفعنا بها أعلى الدّرجات وتبلّغـنا بها أقصى الغايات منجميع الخيرات فى الحيات وبعد الممات وصلى الله على خير خلقه سيّدنا محمّد وعلى أله و صحبه و سلم
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat ta’dhim-Mu kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, dimana dengan rahmat itu Engkau selamakan kami dari semua keadaan yang mendebarkan dan dari semua cobaan, dan datangkanlah kepada kami semua hajat, dan bersihkanlah kami dari semua kesalahan dan angkatlah kami pada derajat yang tinggi, dan sampaikanlah kami kepada maksud yang paling sempurna dari semua kebajikan semasa hidup dan setelah mati. Semoga Allah melimpahkan rohmat dan keselamatan kepada sebaik-baik makhluk-Nya yaitu junjungan kita Nabi Muhammad saw dan atas keluarga dan shohabatnya”

Tugas  :       1.         Tugas Individu
            - Sebutkan tokoh Islam yang lahir pada abad pertengahan dan apa sumbangan mereka  terhadap ilmu pengetahuan !
2.   Tugas Kelompok
      - Diskusikan dan simpulkan,”Bagaimana pengaruh peradaban Islam di abad pertengahan terhadap perkembangan peradaban bangsa Eropa “!

Posting Komentar

0 Komentar